Payakumbuh | tipikal.com – Pemerintah Kota Payakumbuh kembali menegaskan komitmennya dalam upaya percepatan penurunan angka stunting melalui pelaksanaan Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang digelar di Aula Ngalau Indah Lantai 3 Balai Kota Payakumbuh, Rabu, (14/05/2025).
Rakor ini dihadiri oleh Wakil Wali Kota Payakumbuh, Elzadaswarman, Asisten I Dafrul Pasi, jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Kepala Puskesmas, Penyuluh Keluarga Berencana, Camat, dan Lurah se-Kota Payakumbuh.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Elzadaswarman menekankan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas merupakan pilar utama dalam pencapaian Visi Indonesia 2045. Visi tersebut mencita-citakan manusia Indonesia yang cerdas secara komprehensif, berkarakter kuat, sehat secara fisik dan mental, serta mampu berinteraksi positif dengan lingkungannya.
“Visi ini akan sulit tercapai apabila permasalahan gizi, termasuk stunting, tidak kita tangani secara serius dan menyeluruh. Karena itu, upaya percepatan penurunan stunting harus menjadi tanggung jawab bersama lintas sektor,” ujarnya.
Elzadaswarman mengungkapkan, sepanjang tahun 2024, Pemerintah Kota Payakumbuh telah melaksanakan berbagai langkah strategis dalam menurunkan prevalensi stunting. Melalui TPPS, intervensi dilakukan secara terintegrasi mulai dari tingkat kota hingga kelurahan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat lima determinan utama penyebab stunting di Kota Payakumbuh, yaitu:
- Penyakit penyerta,
- Paparan asap rokok,
- Tidak mengikuti program Keluarga Berencana (KB),
- Kondisi rumah tidak layak huni, serta
- Sanitasi dan jamban yang tidak layak.
Untuk menekan faktor-faktor tersebut, Pemko Payakumbuh telah melakukan intervensi di empat kecamatan dengan melibatkan berbagai OPD seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, DP3AP2KB, Kementerian Agama, Dinas Pertanian, dan Dinas Ketahanan Pangan. Intervensi dilakukan dalam bentuk konseling, penyuluhan, edukasi, serta pendampingan kepada keluarga yang memiliki anak stunting.
Selain itu, tim juga turun langsung ke lapangan menangani 14 kasus rumah tidak layak huni dan 24 kasus sanitasi tidak memadai. Penanganan dilakukan secara kolaboratif oleh Dinas PUPR, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Dinas Kesehatan, DP3AP2KB, serta Dinas Sosial.
“Kami berharap ada perubahan nyata terhadap faktor risiko dari masing-masing kasus tersebut, dan selanjutnya dapat diintervensi lebih lanjut oleh OPD pengampu sesuai dengan bidangnya,” tegas Elzadaswarman.
Sebagai bentuk inovasi dan gotong royong dalam percepatan penurunan stunting, Kota Payakumbuh juga meluncurkan program GENTING (Gerakan Orang Tua Cegah Stunting). Program ini merupakan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan berbagai pihak mulai dari instansi pemerintah, BUMN/BUMD, sektor swasta, perguruan tinggi, pelaku usaha, hingga media massa.
“Melalui program GENTING, kita ingin menggalang kepedulian kolektif untuk menjadi orang tua asuh bagi keluarga berisiko stunting. Bantuan yang diberikan tidak hanya berupa dukungan nutrisi, tetapi juga dukungan non-nutrisi. Tahun ini, program ini menargetkan sebanyak 752 anak yang membutuhkan,” ungkapnya.
Di akhir sambutannya, Elzadaswarman mengajak seluruh peserta dan elemen masyarakat untuk turut menjadi bagian dari gerakan ini.
“Mari kita bergandengan tangan membantu keluarga yang kesulitan memenuhi kebutuhan gizi anak-anak mereka. Satu langkah kecil kita hari ini akan berdampak besar bagi masa depan generasi kita. Upaya penurunan stunting bukan hanya tugas pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab kita semua demi mewujudkan generasi Kota Payakumbuh yang sehat, cerdas, dan unggul,” pungkasnya.