Padang | tipikal.com — Wali Kota Payakumbuh, Zulmaeta, menjadi salah satu narasumber pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Indonesia Creative Cities Network (ICCN) 2025 yang digelar di The ZHM Premiere Hotel Padang, Jumat, (8/08/2025). Forum yang mengusung tema “Bajamba di Kota Seribu Rasa” itu menghadirkan ratusan pelaku kreatif, kepala daerah, akademisi, dan pelaku usaha dari berbagai daerah di Indonesia.
Di hadapan 400 peserta, Zulmaeta memaparkan strategi pengembangan ekonomi kreatif Payakumbuh yang dinilai mampu menembus pasar internasional. Ia menegaskan, keterbatasan sumber daya alam seperti potensi tambang, minimnya industri besar, dan sempitnya lahan pertanian tidak menjadi penghalang untuk tumbuh.
Menurutnya, sektor ekonomi kreatif justru menjadi kekuatan utama yang dimiliki Payakumbuh. Produk handycraft dari daerah tersebut dinilai punya peluang besar untuk bersaing di pasar global, terutama di Amerika Serikat.
“Produk handycraft kita punya peluang besar menjadi pengganti produk China di pasar Amerika. Apalagi, konsumen di sana mengutamakan produk ramah lingkungan, non plastik, dan hand made,” ujarnya.
Keberhasilan Pemko Payakumbuh menggandeng perusahaan The Sak produsen yang berbasis di Bali dan Amerika disebutnya sebagai titik balik penting. Perusahaan tersebut bersedia menampung seluruh hasil produksi pengrajin Payakumbuh, asalkan memenuhi standar quality control.
Kerja sama itu juga mencakup peningkatan kualitas SDM. Zulmaeta mengungkapkan, Pemko akan mengirim tiga orang ke Bali untuk dilatih menjadi pengendali mutu produk ekspor sebagai tindak lanjut dari penandatanganan MoU dengan The Sak.
Meski demikian, Zulmaeta mengakui tantangan yang dihadapi tidak kecil. Salah satu yang paling mendesak adalah keterbatasan jumlah pengrajin. Permintaan ekspor minimal membutuhkan 1.000 pengrajin, sementara saat ini Payakumbuh baru memiliki sekitar 400.
Untuk mengatasi hal itu, Pemko Payakumbuh membuka peluang kerja sama dengan pengrajin di daerah tetangga. Upaya ini diharapkan dapat memenuhi kapasitas produksi yang dibutuhkan sekaligus memperluas dampak ekonomi kreatif di wilayah sekitar.
Selain keterbatasan SDM, pelaku UMKM handycraft juga masih menghadapi masalah lain seperti keterbatasan akses permodalan, pemasaran, dan kapasitas produksi. Zulmaeta menegaskan, pemerintah kota akan berperan aktif sebagai fasilitator untuk mengatasi seluruh hambatan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Zulmaeta hadir bersama Sekretaris Daerah Payakumbuh Rida Ananda, Asisten II Setdako, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, serta Kepala Dinas Koperasi dan UMKM. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap strategi pengembangan ekonomi kreatif.
Rakornas ICCN 2025 mempertemukan perwakilan dari lebih 240 kota/kabupaten kreatif di Indonesia. Kegiatan ini diisi dengan creative conference, networking session, pameran, dan pertunjukan budaya yang bertujuan memperkuat kolaborasi, berbagi inovasi, dan mendorong transaksi produk kreatif unggulan.
“Ekonomi kreatif bukan hanya peluang, tapi masa depan Payakumbuh. Kami akan terus berinovasi dan memperluas jaringan agar produk lokal bisa bersaing di panggung internasional,” tutup Zulmaeta. (tpk)