Payakumbuh | tipikal.com — Pemerintah Kota Payakumbuh menyerukan penghentian seluruh kegiatan yang bersifat seremoni dan euforia sebagai bentuk empati terhadap masyarakat yang tengah dilanda bencana di Sumatra Barat. Seruan tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Payakumbuh, Elzadaswarman, saat menghadiri Tabligh Akbar dan Istighotsah yang digelar Kementerian Agama Kota Payakumbuh di Lapangan Sari Bulan, Sawah Padang, Senin, (8/11/2025).
Elzadaswarman menegaskan bahwa rangkaian bencana banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, hingga Sumatra Barat harus menjadi duka bersama seluruh masyarakat. “Kita semua berduka. Dari Aceh sampai Sumatra Barat, bencana datang silih berganti. Kita berdoa semoga ini menjadi batasnya dan tidak berlanjut lagi,” ujarnya.
Menurutnya, pola bencana hidrometeorologi semakin terlihat dengan perubahan cuaca ekstrem dan angin kencang yang bergerak dari Sumatra ke Jawa dan berpotensi kembali lagi. Karena itu, ia mengajak masyarakat memperkuat keimanan, kerukunan, dan solidaritas sosial.
Sebagai bentuk empati, Pemko Payakumbuh menghentikan seluruh aktivitas yang bernuansa hura-hura sepanjang tahun. “Tidak ada lagi perayaan berlebihan. Duka ini bukan hanya milik Payakumbuh, tetapi juga Lima Puluh Kota, Agam, Tanah Datar, Pariaman, Pesisir Selatan, dan daerah lainnya di Sumbar,” katanya.
Pemko dijadwalkan menggelar zikir dan ceramah akbar pada 16 Desember mendatang untuk memperkuat kebersamaan serta memohon perlindungan agar daerah terhindar dari bencana. Wawako juga mengajak pelajar hadir dengan pakaian rapi dan sopan.
Dalam kesempatan itu, Elzadaswarman mengajak masyarakat memperluas kepedulian terhadap korban bencana. Ia meminta para pelajar menyampaikan pesan empati kepada keluarga mereka. “Anak-anak hebat yang hadir hari ini, sentuhlah hati orang tua ketika pulang nanti. Sampaikan bahwa saudara kita membutuhkan uluran tangan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Kota Payakumbuh, Hendri Yazid, menyampaikan bahwa kegiatan diawali dengan istighotsah, muhasabah, dan dilanjutkan dengan salat ghaib bagi para korban. Ia menegaskan Kemenag menghentikan seluruh bentuk euforia dan fokus pada pelayanan umat.
Kemenag juga menggalang donasi dan langsung menyalurkannya ke lokasi terdampak menggunakan sepeda motor agar menjangkau daerah yang sulit diakses. “Mereka tidak bisa tidur nyenyak, sementara kita masih bisa beraktivitas. Karena itu, kita turun langsung membantu,” ujarnya. (tpk)






