Payakumbuh | tipikal.com – Menjelang Pilkada Payakumbuh, tensi politik kian memanas, dengan berbagai manuver politik yang dilakukan untuk meraup suara. Salah satu yang menjadi korban kampanye negatif adalah calon Wali Kota Supardi. Belum lama ini, sejumlah pendemo yang mengaku sebagai mahasiswa menggelar aksi di depan KPU Payakumbuh, menuntut agar Supardi tidak ditetapkan sebagai calon karena dituduh terlibat kasus korupsi.
Tidak hanya itu, Supardi kembali menjadi target saat dirinya tengah berziarah ke Surau Pondam Malin Putiah. Dua warga yang diduga pendukung salah satu pasangan calon tiba-tiba muncul dan melakukan tindakan tidak terpuji dengan menghujat serta memaki Supardi dan rombongannya. Kedua warga tersebut bahkan membawa golok, menambah suasana menjadi makin tegang.
Koordinator Relawan Supardi-Tri Venindra, menilai insiden ini sebagai bentuk ancaman serius terhadap keamanan calon serta timnya. Dedi Haryanto menduga kuat aksi tersebut bermuatan politis, mengingat setelah kejadian tersebut, kedua warga tersebut terlihat bertemu dengan tim sukses salah satu pasangan calon.
Menurutnya, tindakan semacam ini merupakan indikasi adanya pihak-pihak yang berusaha menjatuhkan Supardi dengan cara-cara yang tidak etis.
Dedi Haryanto, juga mengungkapkan bahwa sebelum insiden tersebut, Supardi telah bertemu dengan ratusan warga Latina di beberapa lokasi, tanpa ada tanda-tanda kericuhan. Pertemuan tersebut berjalan damai, di mana masyarakat dengan antusias berdiskusi tentang masa depan Latina di bawah kepemimpinan yang baru. Namun, saat kegiatan ziarah hampir selesai, kedua warga tersebut tiba-tiba muncul dan langsung memaki dengan kata-kata kasar.
Lebih lanjut, Dedi menyebut bahwa tim kampanye Supardi memiliki bukti foto yang menunjukkan kedua warga itu bertemu dengan Ketua Tim Sukses salah satu pasangan calon sesaat setelah insiden terjadi.
Hal ini menambah dugaan bahwa aksi mereka didorong oleh kepentingan politik untuk menghalangi pencalonan Supardi. “Kami siap menyerahkan bukti ini kepada pihak berwenang jika diperlukan,” tegas Dedi.
Seiring dengan meningkatnya ketegangan, berbagai pihak menyerukan agar Pilkada Payakumbuh tetap berlangsung dengan damai dan bermartabat. Ketua GRIB Jaya Payakumbuh, Dedi Hendri, menegaskan komitmennya untuk mengawal proses Pilkada agar terhindar dari politik kotor dan adu domba. Ia mengingatkan bahwa politik seharusnya menjadi arena kompetisi gagasan, bukan tempat untuk menjatuhkan lawan dengan cara-cara tidak bermoral.
Mantan Wali Kota Payakumbuh, Riza Falepi, sebagai pendukung Supardi-Tri Venindra, turut mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh kampanye hitam yang dilancarkan oleh pihak-pihak tertentu.
Menurutnya, elektabilitas Supardi yang semakin naik mungkin menjadi alasan mengapa lawan politiknya berusaha menggunakan cara-cara tidak etis untuk menjatuhkannya.
Riza Falepi menyebut bahwa kampanye negatif seperti ini hanya akan mencederai semangat demokrasi dan merusak tatanan sosial di Payakumbuh. Ia berharap masyarakat tetap tenang dan tidak terjebak dalam provokasi yang dapat memecah belah persatuan.
“Pilkada adalah momen untuk memilih pemimpin yang terbaik, bukan untuk memperburuk suasana dengan saling menyerang,” tegas Riza.
Dengan situasi yang semakin memanas, harapannya adalah agar semua pihak dapat menahan diri dan menjaga kesucian demokrasi. Pilkada harus menjadi momentum untuk memperkuat kota, bukan merusaknya dengan politik yang penuh intrik dan kebencian. (tpk)