Medan | tipikal.com — Nasip dan masa depan seseorang, tak ada yang tahu. Begitulah yang dialami oleh Hendri Saputra, ASN Pemko Payakumbuh. Pria 42 tahun itu, kini boleh dibilang sukses dibandingkan kehidupannya belasan tahun silam.
Dulu, kehidupan Hendri tidak seberuntung seperti sekarang ini. Sebelum berganti status jadi abdi negara, dirinya merupakan seorang pedagang keliling atau manggaleh babelok ke pekan-pekan. Tapi bukan pedagang keliling antar kampung melainkan antar propinsi.
Yang dijual Hendri bukan barang-barang sembako atau kebutuhan sehari-hari seperti pedagang kebanyakan. Tetapi, dirinya menjual berbagai dagangan unik. Seperti ayam warna-warni atau lebih lazim disebut ayam teletubis, kepingan kaset VCD, jilbab serta bunga plastik saat bulan puasa. Barang-barang tersebut dijual ke berbagai kota dan kabupaten hingga perkampungan Sumbar hingga berbagai daerah di Propinsi Jambi.
“Kalau diingat-ingat, kehidupan dulu sedikit menyedihkan, memang butuh perjuangan, saya harus banting tulang. Saya jual ayam warna-warni, kadang jual kaset VCD, kadang jilbab hingga bunga platik sampai ke Jambi, masuk ke pekan-pekan,” ujar Hendri, Kamis (9/02/23) siang.
Dikisahkan Hendri, dirinya harus menempuh jarak ratusan kilometer untuk menjual dagangannya. Kesana, Hendri naik bus umum, bawa hingga 5000 ekor ayam warna warni untuk dijual.
“Dulu saya jualan sampai ke Sungai Penuh, Kerinci dan beberapa pasar yang ada di daerah pedalaman. Beberapa pasar tumpah di Sumbar dan Lima Puluh Kota juga saya jualan. Kadang, satu daerah bisa sampai lima hari. Kemudian pindah ke daerah lain. Begitu yang saya alami selama jadi pedagang,” ungkap Hendri.
Manggaleh dengan babelok ke balai-balai itu, dilakoni pria lulusan SMK Kosgoro Bukittinggi tersebut hingga akhir 2003. Saat berjualan, kebetulan ada lowongan pekerjaan yang dibuka oleh Pemko Payakumbuh sebagai tenaga honorer anggota Satpol PP. Dirinya pun mencoba mengadu nasib disana, profesi sebagai pedagang akhirnya ditinggalkan Hendri.
Bertahun-tahun sebagai honorer, Hendri tidak hanya bertahan sebagai anggota Satpol PP Kota Payakumbuh saja. Dirinya pernah juga ditarik sebagai sopir di Sekretaris Daerah.
Ketika honorer tersebut, ada pengangkatan untuk jadi PNS, Hendri pun beruntung, dirinya masuk salah satu nama yang diangkat. Setelah beralih status sebagai PNS, Sekda waktu itu mengarahkan dirinya untuk melanjutkan kuliah. Empat tahun kuliah, Sarjana Sosial pun disandangnya. Meski demikian, karir Hendri tetap berada dibelakang meja. Dirinya ditugaskan sebagai bendehara penerimaan Setdako Payakumbuh.
“Saya diangkat sebagai PNS pada 2010, saya pernah sebagai sopir Sekda hingga 2013,” katanya.
Setelah beralih status sebagai PNS, berbagai jabatan stategis pernah ditempati Hendri. Seperti sebagai Bendahara di Bagian Umum, Kasi di Kelurahan, Kasubbag di Protokoler dan Kasi di Dinas Kominfo.
Ketika jadi pedagang ayam warna-warni perjalanan Hendri hanya sampai Jambi, tetapi ketika jadi pejabat eselon IV di Pemko Payakumbuh dirinya sudah terbang ke berbagai propinsi di Indonesia. Apalagi ketika menjabat di Bagian Protokoler, dirinya harus hadir setiap momen kunjungan Wali Kota.
“Sampai sekarang, alhamdulillah sudah banyak daerah yang saya kunjungi. Keberbagai daerah lain di Sumatera bahkan Jawa pun sudah didatangi,” ujarnya.
Ketika momen Hari Pers Nasional 2023 yang diselenggarakan di Medan, Hendri merupakan salah satu sosok yang sukses mengantarkan puluhan wartawan Payakumbuh untuk bertemu Presiden Joko Widodo. Sebagai Kasi di Humas Diskominfo Payakumbuh, Hendri berjibaku dalam menyiapkan kebutuhan wartawan untuk bisa menghadiri Hari Pers Nasional di Medan tersebut. (ddg)
