Payakumbuh | tipikal.com – Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar Pemerintah Kota Payakumbuh di Pasar Padang Kaduduak, Kamis, (25/09/2025), diserbu ratusan warga sejak pagi.
Program ini menjadi angin segar bagi masyarakat yang tengah menghadapi lonjakan harga bahan pokok, khususnya cabai merah, bawang merah, dan beras yang terus meningkat sejak Agustus lalu.
Sejumlah kebutuhan pokok dijual dengan harga lebih murah dibanding pasar. Misalnya, beras premium Anak Daro di pasar umum mencapai Rp.16.500 per kilogram, di GPM dijual Rp.14.000. Beras SPHP yang biasanya Rp.13.000 per kilogram, di GPM hanya Rp.11.500. Cabai merah yang di pasaran menembus Rp.80.000 per kilogram, bisa dibeli Rp.55.000 di GPM. Sementara bawang merah dari Rp.40.000 per kilogram turun jadi Rp.28.000, dan minyak goreng dijual Rp.13.000 per liter.
“Cabai merah sekarang mahal sekali, bisa sampai Rp.80 ribu per kilogram di pasar. Dengan adanya pangan murah ini, saya bisa belanja untuk kebutuhan rumah tangga tanpa khawatir kantong jebol,” ungkap Rina (38), salah seorang warga yang rela antre sejak pagi.
Wali Kota Payakumbuh yang diwakili Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Irwan Suwandi, mengatakan GPM merupakan langkah cepat pemerintah daerah dalam menjaga daya beli masyarakat di tengah gejolak harga.
“Pemko Payakumbuh berkomitmen mewujudkan stabilitas pasokan dan harga pangan yang tetap terjangkau. Melalui pangan murah, kami berharap kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan baik dan aman,” ujarnya.
Irwan menambahkan, kegiatan ini bisa terlaksana berkat dukungan CSR Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Barat senilai Rp5 juta. Menurutnya, kolaborasi ini menjadi bukti kepedulian berbagai pihak dalam menjaga ketahanan pangan daerah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Payakumbuh, Edvidel Arda, menyebut GPM digelar setelah pihaknya menemukan tren kenaikan harga yang cukup signifikan sejak Agustus hingga pekan kedua September 2025.
“Cabai merah, bawang merah, dan beras mengalami fluktuasi harga yang tinggi. Melalui pangan murah ini, kami berupaya meredam lonjakan harga sekaligus membantu warga agar kebutuhan rumah tangga mereka tetap terpenuhi,” jelasnya.
Edvidel menegaskan, GPM tidak hanya memberikan solusi sementara, tetapi juga menjadi bagian dari program pengendalian inflasi daerah. “Kegiatan ini akan terus digelar secara berkala di beberapa lokasi, sehingga dampaknya bisa dirasakan lebih luas oleh masyarakat,” tambahnya.
Pantauan di lapangan menunjukkan antrean panjang warga sudah terlihat sejak pagi. Suasana pasar tampak ramai dengan warga yang membawa tas belanja, berharap bisa mendapatkan bahan pokok dengan harga lebih bersahabat.
Bagi banyak masyarakat, GPM menjadi penyelamat di tengah mahalnya harga pangan menjelang akhir tahun. “Kalau bisa kegiatan seperti ini rutin digelar, karena sangat membantu kami, apalagi di akhir bulan ini,” pungkas Rina. (tpk)