Payakumbuh | tipikal.com – Pemerintah Kota Payakumbuh bersama berbagai pihak tengah mempersiapkan pembangunan Museum Yu Dafu, yang akan mengabadikan jejak sejarah penulis dan sastrawan besar asal Tiongkok tersebut. Langkah ini diharapkan dapat memperkaya literasi, memperkuat identitas sejarah kota, serta menjadi daya tarik wisata baru bagi Payakumbuh dan Sumatera Barat.
Yu Dafu, seorang sastrawan besar Tiongkok, diketahui pernah tinggal di Payakumbuh saat mengungsi dari kejaran Jepang setelah invasi ke Singapura. Selama di Payakumbuh, ia hidup dengan identitas berbeda, menjalankan bisnis minuman, dan kemudian bekerja sebagai penerjemah bagi polisi militer Jepang. Namun, menurut catatan sejarah, Yu Dafu justru sering membantu masyarakat Payakumbuh, khususnya komunitas Tionghoa, dengan sengaja memanipulasi terjemahan agar mereka tidak mendapat perlakuan keras dari tentara Jepang.
Sebagai langkah awal pembangunan museum, Pemerintah Kota Payakumbuh telah menyelenggarakan seminar awal yang membahas sejarah dan peran Yu Dafu di kota ini. Seminar tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, antara lain:
Suprayitno – Pj Wali Kota Payakumbuh
Fadjar Utomo – Staf Ahli Kemenparekraf
Prof. Yusuf Liu – Delegasi The 2nd IMLF – Researcher of Yu Dafu
Asisten Wali Kota – Dafrul Pasi dan Ifon Satria Chan
Dalam seminar ini, Prof. Yusuf Liu, peneliti sejarah Yu Dafu, bersama tim yang terdiri dari Sastri Bakry dan Qaula Harisya Gumay, akan memperdalam riset mengenai jejak Yu Dafu di Payakumbuh. Riset ini akan menjadi landasan utama dalam perencanaan pembangunan museum.
Pj Wali Kota Payakumbuh, Suprayitno, dalam sambutannya mengajak Prof. Yusuf Liu untuk meninjau tanah dan bangunan bersejarah yang nantinya akan dikolaborasikan dengan desain museum. Langkah ini juga bertujuan menarik kunjungan wisatawan, terutama dari Tiongkok, yang ingin melihat langsung jejak Yu Dafu di Indonesia.
Yu Dafu adalah seorang penulis dan cerpenis terkenal. Salah satu karyanya yang sangat dikenal adalah ‘Tenggelam’. Mengangkat sejarahnya di Payakumbuh tidak hanya memperkaya dunia literasi, tetapi juga berkontribusi pada pariwisata dan apresiasi terhadap sejarah multikultural kota ini.
Museum Yu Dafu diharapkan tidak hanya menjadi tempat penyimpanan artefak dan dokumen sejarah, tetapi juga sebagai pusat edukasi dan kajian literasi. Dengan adanya museum ini, Payakumbuh semakin memperkuat posisinya sebagai kota yang menghargai sejarah, budaya, dan literasi.
Kunjungan Utusan Kedutaan Tiongkok ke Payakumbuh
Sebagai bagian dari upaya memperkuat hubungan bilateral dan mendukung proyek Museum Yu Dafu, Selasa, (25/02/2025), Himpunan Bersatu Teguh (HBT) Cabang Payakumbuh menerima kunjungan utusan dari Kedutaan Tiongkok di Jakarta, bidang Konsuler, Mr. Zhen Wang Da, beserta rombongan.
Kunjungan ini disambut langsung oleh pengurus HBT Payakumbuh, dengan didampingi oleh mantan Wali Kota Payakumbuh, Yosrizal Zein.
Menurut Ketua HBT Kota Payakumbuh, Thomas Wiryo Pranoto, kunjungan Zhen Wang Da ke Payakumbuh merupakan bagian dari rangkaian perjalanan setelah sebelumnya mengunjungi Kota Padang dan Bukittinggi. Di Padang, utusan Kedutaan Tiongkok memberikan bantuan pembangunan salah satu pesantren, sementara di Bukittinggi, mereka melakukan kunjungan budaya.
Salah satu agenda penting dalam kunjungan ini adalah meninjau Rumah Potong Hewan (RPH) di Batang Agam Payakumbuh, yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya.
“RPH Batang Agam memiliki nilai sejarah yang penting dan menjadi salah satu aset budaya yang dilestarikan di Payakumbuh. Kunjungan ini menunjukkan perhatian terhadap warisan budaya serta potensi ekonomi lokal,” ujar Thomas Wiryo Pranoto.
Selain itu, pertemuan antara HBT Payakumbuh dan Kedutaan Tiongkok ini diharapkan dapat membuka peluang kerja sama di berbagai bidang, terutama di sektor pendidikan dan budaya.
Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat hubungan bilateral serta mengenalkan lebih jauh potensi Kota Payakumbuh di tingkat internasional.
Kajian Konsep dan Desain Museum Berlanjut
Saat ini, kajian lebih lanjut tengah dilakukan untuk menentukan konsep dan desain museum yang sesuai. Pemerintah Kota Payakumbuh bersama para akademisi dan komunitas literasi berharap museum ini dapat segera terwujud dan menjadi bagian penting dalam sejarah serta pariwisata Sumatera Barat.
Dengan adanya museum ini, Payakumbuh tidak hanya akan dikenal sebagai kota yang kaya akan tradisi dan budaya, tetapi juga sebagai pusat literasi yang menghargai keberagaman sejarah dunia. (tpk)