Lima Puluh Kota, tipikal.com — Warga yang tinggal di Lingkungan Warga Parak Limau Belakang Depag, Jorong Pulutan, Nagari Koto Tuo Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota menyampaikan kekesalannya dengan kurangnya perhatian/aksi yang dilakukan tim gugus tugas Covid-19 Kabupaten Limapuluh Kota, sehingga terjadi gaduh di lingkungan mereka.
Kekesalan mereka bukan tanpa alasan, mereka mempertanyakan bagaimana penanganan Covid-19 yang dilakukan membuat mereka sampai saat ini harus berhadapan dengan kondisi warga Lingkungan Parak Limau masih dijauhi oleh warga sekitar lingkungan di Jorong Pulutan dan Jorong Tanjung Pati, Nagari Koto Tuo itu sampai saat ini.
Sebelumnya, 155 warga Lingkungan Parak Limau ikut Swab pada 17 dan 18 Juli 2020 lalu setelah satu warganya berinisial SF, Laki-laki, 40 tahun, Pegawai BUMN di Ibuah, Payakumbuh, dinyatakan terpapar Covid-19, pada Rabu (15/7) lalu oleh Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Limapuluh Kota.
Kepada media, Rabu (22/7) Ketua Lingkungan Warga Parak Limau Belakang Depag, Adhel Yusirman didampingi Sekretaris Lingkungan Budhy DP, dan Ari Suhada, Nurmantias, Fahren Nadi, Bakhtiar, Suratmi, dan Nina Betty Pengurus Lingkungan menerangkan pada 22 Juli 2020 mereka telah menerima hasil Swab melalui surat yang dikirim Dinas Kesehatan Kabupaten Limapuluh Kota, dan hasilnya semua warga lingkungannya negatif Covid-19.
“Kita sudah dapat suratnya dari dinas kesehatan, itupun dapatnya ketika sudah kita desak memintanya, karena warga sekitar mulai menjauhi kami, tidak enak rasanya,” ungkapnya.
“Bahkan, keluarga SF istri dan anak-anaknya hasilnya juga negatif, termasuk keluarganya yang di Barulak. Kita tidak tahu dimana SF ini kena Covid-19, tracing di sini kan sudah dilakukan,” tambahnya.
Adhel menyayangkan, selama ini warga sudah khawatir karena dijauhi masyarakat sekitar. Sejak dites swab banyak warga yang mengelak-elak saat bertemu warga Lingkungan Parak Limau, konsekuensi ikut Swab itu yang mereka terima.
“Kami sudah menghimbau kepada warga lain, kondisi sudah aman, berdasarkan hasil Swab, tidak perlu diragukan lagi,” katanya.
Diterangkannya lagi, warga Parak Limau sendiri melakukan Swab Massal ini. Mereka penuh keraguan atas cara tracing dari pihak Tim Gugus Tugas Covid -19 di daerahnya, yang awalnya hanya meminta KK yang kontak langsung tanpa menjelaskan apa definisi kontak langsung dan tidak pernah menganalisa turun secara langsung ke warga.
“Kami akhirnya berinisiatif mendesak Dinas Kesehatan agar melakukan tes Swab massal. Juga terhadap keluarga inti kami juga mengalami kekecewaan atas terlambat nya Swab terhadap 4 orang keluarga inti,” kata Adhel.
“Kami kira bakal ditangani dengan baik, setelah diswab itu kami menyangka tim gugus tugas bakal menyosialisasikan bagaimana kondisi komplek kami pasca pemberangkatan SF ke Isolasi di Padang, namun ternyata tidak disampaikan secara terbuka apa usaha kami lagi sebagai warga pasca kejadian, dan penanganan keluarga inti yang positif Covid yang isolasi di rumahnya mandiri tidak pernah mendapatkan perhatian dari Tim Gugus Tugas,” ungkapnya.
Yang terakhir dan yang paling membuat mereka kesal adalah, hasil dari tes Swab mereka negatif Covid-19 ini dijemput pula atas keinginan warga kepada tim gugus tugas ke Dinas Kesehatan.
“Itupun hanya melalui surat yang kami desak langsung Ke Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota baru keluarnya. Tim Covid-19 harusnya secepatnya menyampaikan dengan terbuka, agar tidak ada curiga dan kekhawatiran warga,” pungkasnya. (tim)