Payakumbuh | tipikal.com — Tahun ini, tepatnya pada tanggal 23 September 2021 merupakan masa kepemimpinan Wali Kota Riza Falepi yang ke 9 tahun di Kota Payakumbuh, artinya pada periode kedua ini dia sudah 4 tahun pula menjalankan tugas bersama Wakilnya Erwin Yunaz.
Media kemudian mencoba mengulas, kira-kira apa yang menjadi kekhawatiran ataupun hal yang menjadi pemikiran bagi Riza yang tak beberapa bulan lagi memasuki masa injury timenya memimpin kota yang berjuluk the City of Randang ini.
Terkait politik, dengan ekspresi seriusnya Riza mengaku miris dengan adanya politisi yang menaikkan popularitas dengan cara murahan saat krisis ekonomi dan pandemi Covid-19 ini, Riza menilai itu sebagai penghianatan terhadap amanat penderitaan rakyat.
“Kenapa disebut krisis, karena sudahlah hutang negara sedang menumpuk, anggaran daerah dipotong, ekonomi merosot,” kata Riza kepada media di Payakumbuh, Kamis (14/10).
Dikatakan politisi PKS itu, apalagi masa jabatannya akan berakhir beberapa bulan kedepan, tentu akan ada kompetisi untuk perebutan kursi calon Wali Kota Payakumbuh selanjutnya.
“Jika ada politisi yang mengambil jalan pintas, hal itu boleh-boleh saja. Tapi ingat juga rakyat Payakumbuh sangat cerdas menilai cara-cara politik seperti itu, semakin dilakukan oleh si politisi, maka akan semakin tidak dilirik pula oleh masyarakat kota ini,” kata Riza.
Wali kota yang banyak meraih penghargaan itu menyampaikan kalau tanggung jawab pemimpin sangat berat. Dia juga sadar, sebenarnya juga menginginkan agar gaji tenaga jasa perorangan (TJP) atau tenaga kontrak di pemerintahan bisa dinaikkan, tetapi dari mana uangnya, di sisi lain, kata Riza, pemerintah harus terus membangun dengan kualitas baik.
“Berbicara membangun dengan kualitas baik, kita sudah ada laboratorium untuk menguji kerja kontraktor. Kalau ada ditemui persoalan paling itu cuma satu atau dua, itupun tidak disengaja,” kata Riza.
Lebih lanjut, Riza mengingatkan politisi hendaknya hati-hati bicara, karena ada rakyat yang menilainya. Menurut Riza di saat krisis seperti ini lebih baik menyorot kerja-kerja produktif, jangan sebaliknya mengadvokasi rakyat dengan memberi dana atau anggaran yang sifatnya populis tapi tidak produktif, sehingga rakyat diajarkan cara yang salah untuk bekerja secara produktif.
“Bekerja produktif itu sesuatu yang bisa dijual, punya nilai tambah, kalau memungkinkan bisa diekspor, seperti manggis. Kita mengharapkan devisa masuk ke negara kita, karena hutang kita sudah sangat menggunung, bahkan APBD kita saja kebanyakan dari hutang, mau bilang apa? Mau ribut dengan pusat tentu tak mungkin. Sekarang kita berharap pengusaha-pengusaha yang menjadi the real EO bagi pergerakan ekonomi,” ungkapnya.
Riza bersyukur kalau Kota Payakumbuh dari sisi kinerja sudah cukup bagus, bersaing dengan kota-kota besar di Pulau Jawa untuk dinilai oleh kementerian dan lembaga yang berkompeten tentu adalah sebuah pencapaian yang membanggakan.
“Kalau sudah bagus, jika kinerja kita dipersoalkan oleh beberapa politisi, ini kan aneh, bahasa-bahasa politisi yang seperti ini terkesan murahan,” tegasnya.
Dijelaskannya lagi, dari sisi rapor, nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kota Payakumbuh adalah BB+, artinya hampir A, di Sumatera Barat ini sudah tertinggi.
“Lalu kinerja kita dipersoalkan? Bukannya tidak boleh, harusnya bisa lah dilihat mana yang perlu diperbaiki, jangan asal bunyi saja. Kalau asal bicara saja sama saja dengan memperlihatkan kebodohan kepada publik. ASN pun akan menjaga jarak dengan politisi itu, karena mereka tentu bisa mengukur kualitas dari politisi yang mungkin nanti akan mencalon sebagai Wali Kota Payakumbuh kedepannya,” kata Riza.
Untuk itu, Riza menghimbau seluruh politisi agar berdialog dan berbicara dengan bahasa yang membangun, sehingga ada kekuatan untuk bersatu dalam melawan Covid-19, dan pada saatnya nanti bisa membangun kembali seperti sebelum adanya wabah Covid-19.
“Jangan khianati rakyat di tengah pandemi,” tandasnya.
Terakhir, tak lupa Riza berpesan kepada warganya agar selalu menjaga protokol kesehatan, walaupun sudah di zona hijau semua kelurahan, tidak ada jaminan aman dari Covid-19.
Jangan sampai anggap enteng Covid-19, fakta sudah cukup banyak korban, dan jadikan itu pengingat. Usahakan mendapat vaksin, karena sudah terbukti ketika terkena Covid-19 tidak terlalu parah dampaknya, karena daya tahan tubuh diperkuat,” pungkasnya. (*)