Payakumbuh, tipikal.com — Rencana Pemerintah Kota Payakumbuh menjadikan area bawah kanopi pusat pasar sebagai area kuliner malam akan direalisasikan secara berangsur-angsur, artinya perlahan tapi pasti.
Hal ini dimulai dari dilakukannya pembangunan peningkatan infrastruktur pendestrian (pejalan kaki) di Jalan Sudirman-Soekarno Hatta Kota Payakumbuh sepanjang sekitar kurang lebih 400 meter di depan Martabak H. Wan hingga SMPN 1 Payakumbuh berdampak kepada harus direlokasinya (dipindahkan) puluhan lapak pedagang kaki lima (PKL) kuliner malam ke bawah kanopi pasar pusat kota, Rabu (12/8).
Terlihat petugas Trantib Pasar dibantu petugas TNI-POLRI, Satpol PP, dan Dishub untuk membantu proses relokasi itu berjalan tertib dan lancar.
“Pedagang yang biasa berjualan di sepanjang jalan protokol itu tetap kita fasilitasi untuk bisa berjualan. Namun harus dipindahkan mulai dari sekarang, karena area tersebut kedepan akan menjadi area pedestrian (pejalan kaki), kalau nanti berjualan disana tentu akan dikenakan sanksi,” kata Kadis Koperasi dan UKM Kota Payakumbuh Dahler didampingi Kabid Pasar Arnel dan Kasi Trantib Raback.
Diterangkan, saat ini ada baru sekitar 21 lapak pedagang yang berjualan kuliner malam mulai dari depan SMPN 1 Payakumbuh hingga Simpang Benteng direlokasi ke bawah kanopi. Pedagang ini telah didata oleh Pemko Payakumbuh dan diundang dalam rapat sebelum di relokasi. Baik itu pedagang baru dan pedagang lama.
“Untuk pedagang baru yang diterima atau ditempatkan di kanopi hanya pedagang yang sebelumnya berjualan di depan SMPN 1 Payakumbuh sampai Simpang Benteng, diluar lokasi tersebut belum bisa kami akomodir karena keterbatasan lokasi,” kata Dahler.
Disamping itu, dari jauh hari pemko sudah punya rencana pemindahan lapak PKL ini secara permanen, dan upaya ini harus dilaksanakan dari sekarang agar tidak keteteran di kemudian hari. Pemindahan ini sekaligus membantu memudahkan pekerjaan pembangunan pedestrian area yang sedang berlangsung, sehingga tidak mengalami kendala dan dapat selesai sesuai waktu pengerjaan yang ditentukan.
“Beruntung sekali PKL yang mendapatkan tempat relokasi di bawah kanopi ini, karena mereka diberi hak area berdagang permanen disana, lagipula orang bekerja di proyek itu siang malam, nanti terganggu kalau PKL masih menggelar dagangannya di dekat situ,” kata Dahler menambahkan.
Hal ini dirasakan Enda, pedagang minuman yang biasa berjualan di atas trotoar dan badan jalan di depan tempat Les Lia. Enda menilai relokasi ini sebenarnya sangat bagus, membuatnya merasa berdagang lebih aman.
“Memang harus lebih jelas seperti ini, dengan dipindahkannya semua PKL serta tidak ada lagi yang boleh berjualan di trotoar dan badan jalan. Meski sekarang konsekuensinya kita seperti merintis kembali untuk sementara karena relokasi, namun perlahan pasti nantinya pelanggan akan datang juga ke lokasi kita berjualan yang baru ini,” ungkap Enda.
Enda berharap nantinya area berdagang di bawah kanopi ini dapat berubah seperti konsep pasar kuliner malam yang ditawarkan Pemko melalui dinas pasar.
“Tentu kami sangat mendukung sekali. Untungnya dengan di relokasi, kita juga mendapat hak area berjualan secara permanen disini,” kata Enda.
Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKL) Payakumbuh Saiful Hadi mengatakan APKL mendukung relokasi ini, namun dirinya meminta pemko lebih bijak merelokasi PKL. Artinya dengan merelokasi pedagang ini jangan sampai menggeser lokasi PKL lama yang sudah lebih dahulu berjualan di bawah kanopi. Data pedagang yang seharusnya mendapat lokasi berjualan harus jelas.
“Jangan sampai ada ketidak adilan dalam relokasi ini, kalau nanti ada pedagang di luar APKL yang mendapat tempat di bawah kanopi ini, kita tentu akan protes kepada Pemko,” ujarnya.(tim)