Lima Puluh Kota | tipikal.com — Kabupaten Lima Puluh Kota resmi ditetapkan sebagai daerah pertama di Sumatera Barat yang menjadi bagian dari Program Desa Devisa Gambir. Penetapan ini disampaikan langsung oleh perwakilan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Nila Meiditha, dalam acara Kick Off dan Pendampingan Program Desa Devisa Gambir yang digelar di Aula Kantor Bupati, Bukik Limau, Sarilamak, Selasa, (29/07/2025).
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, Bupati Lima Puluh Kota Safni, Wakil Bupati Ahlul Badrito Resha, serta jajaran pejabat dari instansi pusat dan provinsi, termasuk lembaga pembiayaan ekspor dan perwakilan petani dari 35 nagari penghasil gambir.
Bupati Safni menyebut bahwa komoditas gambir selama ini telah menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat. Dengan lebih dari 11.000 petani aktif yang tersebar di 8 kecamatan, produksi gambir Kabupaten Lima Puluh Kota mencapai lebih dari 9.000 ton per tahun.
“Lima Puluh Kota bukan hanya penghasil utama di Indonesia, tetapi juga terbesar di dunia. Melalui program Desa Devisa ini, kita ingin petani gambir naik kelas, dari hanya penyuplai bahan mentah menjadi pelaku ekspor yang mandiri dan berdaulat secara ekonomi,” tegas Safni.
Gubernur Mahyeldi dalam sambutannya menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Sumbar telah menyalurkan benih gambir bersertifikat guna meningkatkan kualitas dan daya saing produk gambir di pasar global.
“Kita ingin inisiatif ini menjadi praktik baik yang berkelanjutan, tidak hanya di Lima Puluh Kota, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain di Sumbar,” ujarnya.
Perwakilan LPEI, Nila Meiditha, menjelaskan bahwa program Desa Devisa merupakan upaya peningkatan kapasitas ekspor berbasis komunitas desa. Sejak 2019, lebih dari 2.000 desa di Indonesia telah mendapatkan pendampingan dari LPEI.
“Desa gambir di Lima Puluh Kota adalah yang pertama di Sumatera Barat. Kami optimistis, dengan sinergi dan kerja sama semua pihak, petani gambir di sini mampu menembus pasar internasional secara langsung,” ungkapnya.
Program ini diharapkan menjadi penggerak transformasi ekonomi daerah berbasis komoditas unggulan, serta memperkuat posisi Lima Puluh Kota sebagai sentra gambir dunia. (tpk)